Saturday, October 6, 2018

Surat untuk Oktober


Cara mencintai kau yang paling aku suka: kau tidak mencintaiku.
Ada lebih banyak perihal penting untuk tidak kukejar dan kukerjakan.
Tinggal atau tinggalkan rumah. Jalan jauh dan jatuh hati—dan lari dari segala yang mesti dan pasti.
Setiap hari dan aku menjadi
sendiri.
Seperti daun lepas dari dahan menimpa bayangan sendiri di permukaan air.
Aku juga mencintai diriku—tetapi siapa aku?
(Penggalan puisi dalam Sebelum Sendiri karya M Aan Mansyur)
Penggalan puisi tersebut merepresentasikan apa yang sedang kurasakan saat ini.
Padamu, jiwa yang kucinta dan kumengerti, namun belum juga mengerti...
Aku lebih memilih menangis dari pada aku langsung membalas pesanmu. Entah kamu sekarang sedang memikirkanku yang tidak langsung membalas pesanmu atau malah kau tidak peduli sama sekali. Yang jelas saat ini butiran bening halus masih mengalir di dua belah pipiku, tetapi tentu saja aku menangis di kamar, sendirian, seperti kamu yang memintaku untuk jangan mudah menangis kecuali ketika sedang sendirian di kamar.
Aku masih bertanya-tanya mengapa saat aku mengutarakan perasaanku yang sedang merindukanmu tetapi kau menanggapinya seolah itu adalah sebuah candaan (dengan emotikan tertawa terbahak yang kau kirim).
Aku hanya heran, apakah aku tidak boleh merindukanmu? Bukankah rindu adalah perasaan yang wajar? Mengapa kau menanggapinya dengan begitu?
Aku bertanya-tanya, saat membalas pesanku sebenarnya bagaimana perasaanmu? Apakah sama dengan emotikon yang kamu kirimkan? Ataukah kau hanya berpura-pura tegar?
Aku masih belum mengerti sebenarnya apa yang terjadi padamu? Mengapa kau mengabaikanku? Apakah aku sekarang tidak berarti lagi? Lalu, apa makna dari ucapanmu yang dulu?
Aku sangat rindu, aku rindu dirimu yang dulu...
Tentu saja aku memikirkan diriku sendiri, aku peduli dengan pendidikanku. Namun, apakah aku juga tidak boleh memedulikanmu disamping aku yang memedulikan kehidupanku? Apakah aku tidak boleh memiliki perasaan padamu?
Aku adalah bukan benda. Aku manusia biasa...
Kembalilah, jangan berpura-pura tak peduli.
Kembalilah, tidakkah kau rindu?
Kembalilah, kembalilah jiwa yang kucinta.
Kembalilah, jiwamu yang dulu.
Kembalilah, aku rindu...


Baca Selengkapnya

Surat untuk September

September ceria, september penuh cerita, aku bersyukur atas segala nikmat yang telah Tuhan berikan kepadaku di bulan kelahiranku.
Aku bersyukur telah dilahirkan ke dunia oleh seorang wanita yang hebat yang darinya aku belajar kesabaran, perjuangan, kebaikan, dan banyak hal.
Aku bersyukur karena aku telah sampai di titik ini, tetapi aku tidak berpuas diri aku tetap harus melakukan yang terbaik di hari-hariku.
Aku bersyukur karena aku dikelilingi oleh orang-orang baik yang dari mereka aku belajar banyak hal.
Aku bahagia karena aku sadar bahwa aku dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku.
Beban yang berat terasa ringan karena aku menyadari bahwa banyak orang yang mendukungku.
Isak tangis yang selalu mewarnai malam-malamku akan berganti dengan senyum bahagia.
Aku akan menyusun rencana baru, visi misi baru, tujuan hidup yang baru. Ya, aku harus berharapan baik pada Tuhan.
Aku akan melangkah dengan semangat baru, harapan yang baru, dan mimpi yang baru.
Aku akan membanggakan orang-orang yang kusayangi, aku harus bisa!
Aku akan berjalan dengan keberanian melangkah menuju kesuksesanku!
Dan satu hal yang harus aku ingat bahwa aku tidak boleh dan tidak akan menyerah!
Doakan aku selalu...


Baca Selengkapnya

Wednesday, September 19, 2018

Surat untuk Agustus


Mengapa kau mendiamkanku lagi?
Ada apa denganmu?
Pertanyaan itu selalu terlintas di benakku
Apakah kau tahu bahwa aku mengkhawatirkanmu?
Namun nampaknya kau tak mengacuhkanku
Mengapa? Aku bingung sendiri...
Aku tidak mengerti, sama sekali tidak mengerti!
Apakah aku salah?
Jika tidak, lantas mengapa?
Baru sekejap saja aku merasakan bahagia, bisa bertemu kamu lagi, bisa bercakap lagi, lalu tiba-tiba hilang lagi!
Mengapa harus aku?
Mengapa tak ada waktu untuk aku?
Tidakkah kamu tahu bahwa aku butuh kamu!
Aku sangat rindu!
Mengapa tidak kau temaniku melawati masa-masa terberat dalam hidupku?
Mengapa kita tidak berjalan beringinan, bergandengan tangan
Mengapa memilih pergi?
Atau jikalau kau sedang berada di dalam masa-masa terberatmu, mengapa tidak kau bagi saja denganku?
Aku tidak mau berasumsi apapun tentangmu karena aku takut asumsiku keliru
Aku mencoba untuk diam, meskipun otakku penuh akan pertanyaan tentangmu
Mengapa kau mengabaikanku?
Yang kutanamkan dalam diri bahwa sekarang kau sedang baik-baik saja,
Bahwa mungkin kau sibuk dengan kehidupanmu,
Bahwa aku memang bukan sesiapa bagimu,
Bahwa memang entah...
Jadi aku mencoba untuk tidak bertanya lagi because when you already know that the answer will hurt you, respect your heart and don’t ask!
Dan berdamailah dengan dirimu sendiri...


Baca Selengkapnya

Tuesday, September 11, 2018

Surat untuk Juli


Aku ingin menceritakan tentang jiwa yang kucinta padamu, Juli.
Juli yang hangat, panas, penuh semangat, dan hari-hari yang menyenangkan.
Juli, aku ingin selalu bertemu denganmu.
Juli, engkau begitu mengagumkan,
Aku suka di bulan Juli.
Aku bahagia,
Bulan bersinar, bintang berkedip, angin berhembus mesra
Hatiku membuncah disapa kekasih hati yang datang lagi setelah lama pergi
Malam menjadi saksi bagaimana dia menghubungi aku lagi.
Di kota ini, kota kecil penuh cerita tentang petualangan, persahabatan, dan tentang dia.
Aku gembira,
Cinta lama yang kutunggu, rindu yang berbalas, cinta yang datang kembali
Wahai Mahacinta, terima kasih Kau kirimkan dia yang sebuah jiwa yang hatinya tertaut pada-Mu...
Hatiku berbunga, malam dingin jadi saksi bagaimana dia yang kucinta menyatakannya lagi
Hatiku hangat, hatiku tenang, aku mencinta dan aku dicinta.
Aku terkesan dengan caramu mencintaiku dan memperhatikanku,
Aku terkagum dengan cara berpikirmu,
Aku mau denganmu, hanya kamu.
Tentang ribuan rindu yang menuntut temu, ah sudahlah aku akan selalu sabar menanti waktu yang tepat karena rinduku bukan tentang jarak yang membentang diantara aku dan kamu,
Rinduku selalu hadir karena kau sudah ada di dalamku.
Wahai jiwa yang kucinta, tetaplah seperti ini dan bertahanlah hingga akhir waktu,
Karena aku jatuh hati padamu.

Baca Selengkapnya

Saturday, July 7, 2018

Bertemu Kawan Lama


Pada liburan semester kemarin, aku menghabiskan waktu berlibur ke rumah nenekku di Kediri, Jawa Timur. Perjalanan dari kotaku ke Kediri memakan waktu sekitar 12 jam menggunakan kereta api. Setelah sampai di stasiun kereta api, aku menggunakan taksi untuk menuju rumah nenek yang ditempuh sekitar satu jam dari stasiun Kediri.
Esoknya, aku dan sepupuku menghabiskan waktu berjalan-jalan ke kota Kediri. Ketika sore tiba, kami mengunjungi Simpang Lima Gumul (SLG) yang terletak tepat di tengah lima jalur arah Kediri, Menang, Pare, Pesantren, dan Plosoklaten. Monumen Simpang Lima Gumul ini merupakan bangunan yang menjadi ikon Kediri. Bentuknya menyerupai Arc de Triomphe, yang berada di Paris, Prancis. Ketika aku mengunjungi monumen SLG, suasananya sangat ramai karena saat itu bertepatan dengan akhir pekan sehingga banyak wisatawan yang menghabiskan waktu menikmati suasana kota Kediri di malam hari. Aku melihat banyak orang yang sedang berfoto di monumen SLG serta banyak juga yang sedang menikmati kuliner Kediri di angkringan sekitar monumen.


Aku dan sepupuku mengelilingi monumen yang sangat mirip dengan Arc de Triomphe, bedanya monumen ini melambangkan sejarah berdirinya Kediri. Ketika aku dan sepupuku sedang berswafoto di depan ikon Kediri tersebut, tiba-tiba ada yang memanggil namaku. Awalnya aku mencari sumber suara yang memanggil namaku diantara banyaknya orang yang memadati area monumen, namun aku belum tahu dari mana suara itu berasal. Setelah itu, muncul sosok perempuan yang tidak asing bagiku yang mendekatiku dan memanggil namaku lagi, saat itu juga aku terkejut karena aku tak menyangka bisa bertemu lagi dengan sahabat lamaku yang sudah lima tahun tidak bertemu.  
Senang rasanya dan tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan sahabat lamaku, padahal kami satu kota, namun anehnya kami baru bisa bertemu lagi di tempat yang jauh dari kota kami. Akhirnya, aku dan sahabatku menghabiskan malam itu dengan bertukar cerita dan melepas rindu.

Aku sangat senang bisa menghabiskan waktu liburanku di kampung karena di sini aku bisa melakukan banyak hal yang mungkin tidak bisa aku lakukan di kota, seperti bersepeda mengelilingi kampung, melihat hamparan padi yang sangat luas, menghirup udara yang masih segar, serta masih banyak ladang tebu dan jagung yang tidak bisa ditemui di kota. Di sini juga masih banyak pohon hijau yang menambah indah pemandangan. Aku bertemu dengan wajah-wajah baru, bertemu dengan sahabat lamaku serta aku juga bisa menambah pengalaman dan pengetahuan akan budaya baru yang belum aku ketahui sebelumnya. 


Baca Selengkapnya

Informasi Tentang Candi Surowono



Candi surowono secara administratif terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Candi ini diperkirakan oleh ahli arkeologi merupakan pendharmaan Bhre Wengker dari masa Majapahit, seperti yang terawat dalam kitab Negarakertagama bahwa Bhre Wengker meninggal pada tahun 1388 di dharmakan di Curabhana. Candi ini diperkirakan didirikan pada tahun 1400 M karena Pendharmaan seorang Raja dilakukan setelah 12 tahun raja itu meninggal setelah dilakukan upacara Srada.
Candi ini berdenah bujur sangkar menghadap ke barat, berukuran 7,8 M x 7,8 M dan tinggi 4,72 M. Bagian pondasinya terbuat dari bata sedalam 30 cm dari permukaan tanah. Secara vertikal arsitekturnya terdiri dari bagian kaki dan tubuh terbuat dari batu andesit, sedangkan atapnya sudah runtuh. Bentuk candi ini tambun, berbeda dengan candi-candi periode Majapahit lainnya yang langsing/ramping.
Pada keempat sudut candi terdapat relief raksasa (gana) duduk jongkok, tangan menyunggi ke atas seakan-akan mendukung Prasawyapatha. Dibagian kaki terdapat relief binatang dan cerita tantri. Relief tersebut berupa lembu dan buaya, burung dengan yuyu, singan dengan (petani), ular dengan binatang berkaki empat, gajah dengan badak, orang dengan kera, kijang dengan burung, serigala, naga, kura-kura, itik dan ikan.
Kemudian di masing-masing sisi terdapat tiga panil relief, sebuah panil besar diapit dua panil kecil. Panil-panil besar dan panil kecil yang berada di sudut barat daya berelief cerita Arjunawiwaha. Penggambaran reliefnya Arjuna diikuti dua punakawan menghadap babi hutan yang terkena anak panah. Tangan kanan Arjuna menunjuk anak panah dan tangan kiri berada di pinggangnya, tangan kiri memegang busur. Panil kecil yang berada di sudut timur laut berelief cerita Bubuksah. Penggambrannya ada dua orang, seorang kurus dan seorang gemuk duduk berhadapan. Panil kecil di sudut tenggara berelief cerita Sri Tanjung. Penggambarannya ada seorang wanita naik ikan (Sri Tanjung), seorang laki-laki duduk, pergelangan kaki kiri diletakkan di paha kanan (Sidapaksa duduk di tepi sungai yang dilalui roh Sri Tanjung).
Pada bagian tubuh terdapat hiasan tonjolan-tonjolan bunga teratai (Padma). Berdasarkan relief ceritanya, Candi Surowono berlatar belakang agama Hindu.





Sumber: Papan informasi sejarah Candi Surowono 
sumber foto: dokumentasi teman
Baca Selengkapnya

Friday, July 6, 2018

Tentang Candi Surowono






Candi Surowono merupakan salah satu candi Hindu peninggalan kerajaan Majapahit. Secara administratif, candi ini terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Terdapat sebuah pos penjaga di sebelah kiri sesudah pintu masuk ketika memasuki area candi. Setiap wisatawan yang ingin mengunjungi candi harus melapor kepada penjaga serta membayar biaya masuk yang jumlahnya berapapun secara sukarela. Saat sudah memasuki area pelataran candi, terdapat papan informasi tentang sejarah Candi Surowono.
Di pelataran candi yang luas terdapat banyak batuan candi yang diletakkan di atas balok-balok beton memanjang. Nampaknya, Candi Surowono belum dalam keadaan sepenuhnya utuh dan bebatuan candi tersebut masih menunggu untuk disusun kembali menjadi candi yang utuh dan indah. Bebatuan candi yang disusun memanjang di pelataran candi sama sekali tidak mengurangi keindahan pemandangan candi karena bebatuan tersebut diletakkan secara teratur dan berjajar di tengah pelataran serta dikelilingi taman yang hijau di samping kanan dan kiri.


Candi Surowono berukuran 7,8 M x 7,8 M dan tinggi 4,72 M, menghadap ke barat. Secara vertikal, arsitekturnya terdiri atas bagian kaki dan tubuh yang terbuat dari batu andesit, sedangkan atapnya sudah runtuh. Candi Surowono merupakan candi yang berukuran kecil dan berbentuk tambun, berbeda dengan candi-candi periode Majapahit lainnya. Meskipun begitu, candi ini memiliki relief yang cantik dan di setiap sudut candi terdapat relief patung raksasa yang dinamakan Gana dalam posisi duduk berjongkok dengan kedua tangan yang seolah-olah sedang menopang bagian atas candi. Kemudian di bagian kaki terdapat relief binatang, sedangkan di bagian tubuh candi terdapat hiasan bunga teratai. Relief-relief tersebut terangkai dengan halus dan mengandung pesan-pesan moral.


Meskipun atap Candi Surowono sudah runtuh, hal itu tidak menghilangkan keindahan candi. Dari badan candi terdapat tangga undakan menuju atap candi, yang merupakan tempat untuk menikmati keindahan seluruh area candi. Dari atap candi, kita dapat melihat pemandangan keseluruhan area candi, dari mulai pelataran candi, taman di depan dan kanan, kiri yang asri, serta pepohonan hijau yang berada di sekitar candi. Berwisata ke Candi Surowo memberikan pengalaman dan pengetahuan baru, oleh karena itu patut untuk dicoba jika memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Kediri, Jawa Timur.



Sumber foto: dokumentasi pribadi dan dokumentasi teman
Baca Selengkapnya

Wednesday, June 20, 2018

Surat untuk Juni



Juni, tentang rasa yang datang lalu mati.
Juni, tentang tawa yg lalu menjadi tangis sedih.
Juni, tentang cinta berubah jadi benci.
Juni, tentang rindu yg berubah abu.
Juni, tentang datang kemudian pergi.
pada Juni yang memberikan kebahagian,
pada Juni yang memberi warna mejikuhibiniu
pada Juni yg mengantarkan kesedihan
pada Juni yg mengajarkan cara mengikhlaskan
aku akan belajar ketabahan dari bulan Juni.

kuucapakan terima kasih...
Baca Selengkapnya

Tuesday, June 12, 2018

Table Manner di Cina


Apa itu table manner?


Secara singkatnya, table manner adalah aturan yang harus dilakukan ketika makan bersama di meja makan. Cara table manner pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang merupakan aturan standar, terutama ketika makan bersama di acara atau jamuan resmi atau pertemuan keluarga. Meskipun demikian, setiap budaya di dunia memiliki aturan yang berbeda terkait table manner, seperti di Eropa, Cina, Jepang, Korea, Amerika, dan Arab memiliki etiket makan yang berbeda.
Table manner menjadi suatu hal yang penting yang harus kita perhatikan ketika kita diundang dalam sebuah jamuan makan di suatu tempat karena jika kita mampu menunjukkan sopan santun di meja makan, maka secara tidak langsung menunjukkan kualitas asosiasi, intelek dan etika seseorang.

Table Manner di Cina
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang table manner di Cina. Pada budaya table manner di Cina berbeda dengan table manner budaya lainnya. Cina memiliki etiket makan yang unik dan menarik untuk dibahas. Secara garis besar aturan table manner di Cina dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu akan dibahas dibawah ini...


1.  Meja
Meja pada budaya makan di Cina, biasanya menggunakan meja berbentuk bundar dengan di tengahnya terdapat meja putar bundar (lebih dikenal dengan nama Lazy Susan). Meja berbentuk bundar lebih sering dipakai daripada meja berbentuk persegi panjang atau persegi. Meja berbentuk persegi/persegi panjang biasanya digunakan untuk kelompok dengan angka kecil, sementara meja bundar dipakai untuk kelompok dengan jumlah besar.
Pada meja bundar terdapat meja putar di tengahnya, yang lebih dikenal dengan nama Lazy Susan untuk memudahkan ketika mendistribusikan hidangan di antara pengunjung. Lazy Susan biasanya terbuat dari berbagai bahan, seperti kaca, kayu atau plastik. Di atas meja tersebut juga ditata piring besar dengan mangkuk nasi kecil, satu set sumpit, sendok, dan cangkir teh kecil.

2.  Tempat duduk

Terdapat aturan tempat duduk dalam table manner di Cina pada jamuan formal yang berdasarkan senioritas dan hierarki organisasi. Terdapat kursi kehormatan untuk orang dengan status tertinggi atau orang yang paling tua, kursi tersebut terletak di tengah menghadap pintu masuk. Kursi di dekat kursi kehormatan untuk orang dengan status tinggi. Sementara orang dengan status lebih rendah duduk lebih jauh.

3.  Pengaturan tempat

Pengaturan tempat yang dimaksud adalah perlengkapan makan di atas meja makan. Di meja makan setidaknya terdapat satu set sumpit, sebuah sendok, cangkir kecil, piring besar dan mangkuk nasi. Sebagai tambahan biasanya terdapat pemegang sumpit, gelas besar untuk wine dan gelas kecil untuk baiju.

4.  Makan




Makan dimulai ketika orang yang paling tua mengatakan “mari makan”, lalu ketika yang paling tua sudah mulai makan selanjutnya semua bisa mulai makan. Semua hidangan harus dimakan menggunakan sumpit dan ketika makan menggunakan mangkuk, maka mangkuk harus diangkat. Kita juga harus mengambil makanan yang tersedia di depan kita.
5.  Etiket minum


Pada jamuan formal, biasanya selalu disediakan teh atau bir. Ketika kita akan minum, maka gunakanlah tangan kanan dan pegang gelas sedikit lebih rendah serta jangan lupa untuk bersulang dengan orang lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan sumpit
1.     Jangan menggunakan sumpit Anda untuk mencari isi sup
2.    Jangan menggunakan sumpit Anda untuk beberapa hidangan
3.    Jangan mengambil makanan dengan menusuknya dengan sumpit Anda
4.    Jangan menjilat ujung sumpit Anda
5.    Jangan menyentakkan piring atau mangkuk dengan sumpit Anda
6.    Jangan meletakkan sumpit Anda berdiri diatas nasi
7.    Dll bisa dilihat pada gambar


Kesimpulan

Setiap negara memiliki tata cara makan yang berbeda, salah satunya Cina yang memiliki etiket makan yang unik dan menarik untuk dipelajari. Table manner menjadi penting agar ketika kita berkunjung ke suatu tempat yang baru, kita bisa menyesuaikan diri dengan etiket makan di tempat tersebut.

Referensi:
Images from google image
      
      https://www.chinahighlights.com/travelguide/chinese-food/dining-etiquette.htm
      https://www.chinatravel.com/facts/chinese-table-manners.htm
      http://www.cits.net/china-travel-guide/traditional-chinese-table-manners.html
      https://www.travelchinaguide.com/essential/chinese-etiquette/table-manners/
      https://www.tripsavvy.com/chinese-table-manners-1458297

Baca Selengkapnya

Saturday, June 9, 2018

Hujan Bulan Juni

Hujan Bulan Juni
(Sapardi Djoko Damono)



Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu


Baca Selengkapnya

Friday, June 1, 2018

Tentang Kecewa


Aku sering berharap lebih pada manusia, hingga pada akhirnya ketika harapanku tak terpenuhi maka aku kecewa.
Aku pernah berharap pada sesuatu yang entah akan terjadi atau tidak, hingga pada akhirnya ketika harapanku tak tercapai maka aku kecewa...
Aku juga selalu berharap pada sesuatu yang tak tentu dan ketika hal tersebut tak kunjung terpenuhi, maka aku kecewa.
Aku sering menangis, aku mengadu mengapa hal tersebut harus terjadi padaku.
Aku kesal, aku marah, aku tak tahu harus bagaimana, yang bisa kulakukan hanyalah menangis, berteriak didalam diamku.
Namun, aku bisa belajar dari hal-hal yang membuatku kecewa, aku sadar satu hal bahwa rasa kecewa itu yang membuatku kesal, marah, jengkel, menangis, kesemuanya itu karena satu hal, yaitu aku terlalu berharap pada manusia, aku terlalu berharap pada sesuatu yang entah, aku terlalu berharap pada sesuatu yang tak tentu...

“Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-Insyrah: 8)
maka renungilah... 
(sebuah catatan untuk diriku)



Baca Selengkapnya

Surat untuk Mei


Mengapa kamu semakin jauh? Semakin tak terlihat, semakin tak tergenggam
Segala tanya diawal kalimat ini adalah yang ingin kutanyakan padamu, namun kusadar pasti tak akan terjawab! Sial!
Aku rindu, sangat, rindu ini tak berkesudahan.
Aku mencoba sabar karena aku yakin segala rindu akan menemui batasnya, segala tunggu akan berujung temu, meski entah kapan, aku pun tak tahu...
Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertaimu.
Aku takut, aku khawatir tentang kamu, yang bahkan bukan sesiapaku.
Kamu dimana? Aku rindu pada sosokmu yang selalu mencoba menenangkanku.
Kalau boleh aku cemburu, aku cemburu pada mereka yang bisa dekat denganmu, yang bisa bertemu denganmu, tanpa mengenal batasan apapun. Namun sekali lagi aku harus sadar diri, aku bukan sesiapamu...
Aku bisa apa untuk menebus segala rindu pada jiwa yang entahlah merasakan yang sama atau tidak!
Aku berteriak dalam kesendirianku, mencoba berdamai dengan keadaan.
Dalam diam, dalam sujudku, aku pinjam namamu untuk kusampaikan pada Tuhan bahwa aku sangat rindu, bahwa aku ingin engkau selalu dalam lindungan-Nya.


Baca Selengkapnya

Wednesday, May 2, 2018

Surat untuk April


Adalah bulan yang penuh kesibukan, namun persetan dengan rindu yang tetap saja datang.
Mengapa demikian?
Adalah bulan yang sama seperti sebelumnya, yang sejauh dapat kukenang engkau tetap belum datang.
Adalah bulan masih penuh kenangan tentang dikau yang sembunyi dimana?
Aku harus menanyakan ke siapa? Bahwa aku masih rindu, bahwa aku hanya bisa terdiam.
Sebuah pesan tak jadi kukirim yang sejujurnya ingin sekali kusampaikan, namun ku tahu bahwa kau akan mengabaikanku untuk kesekian kalinya.
Mata sendumu menyiratkan tanda tanya,
Mulutmu yang hanya melontarkan sedikit kata, pun menyimpan rahasia.
Mengapa tak kau katakan saja, katakan yang sejujurnya, tapi kumohon jangan katakan kalau kau sudah tak mencintaiku karena itu teramat sangat menyakitkan!
Karena luka akibat masa dimana aku disakiti pun masih menyisakan trauma,
Namun kau sudah mengatakannya bahwa kau tak mencintaiku dan kata-kata itu masih terngiang dibenakku, mengapa kau setega itu?
Aku takut, takut kehilangan jiwa yang sejatinya bukan milikku!
Aku gundah, gundah karena memikirkan bagaimana seandainya semua ini tidak terjadi!
Aku rindu, aku ingin bertemu!

Semua yang kusebutkan adalah bentuk pernyataan atau pertanyaan yang pada akhirnya aku tak tau apa jawabnya karena kau hanya diam membisu. Dingin. 
Baca Selengkapnya

Thursday, March 22, 2018

Surat untuk Maret

Hari-hariku bergulir sangat monoton, kau tahu?
Biar kuceritakan sekalipun jika kau tak ingin tahu.
Aku punya tujuh hari dalam seminggu dan rasanya semua hari bergulir begitu saja, entahlah aku merasa ada yang berbeda, ada yang tak sama...
Rindu itu masih saja ada, dari waktu ke waktu ia semakin bertumbuh.
Kadang aku merasa bosan dan juga lelah, namun biar bagaimanapun kehidupan harus tetap berlanjut, waktu harus tetap bergulir dan aku harus tetap melangkah agar eksistensiku dalam hidup tetap ada.
Biar bagaimanapun, waktu sangat egois. Ia tak peduli apa yang terjadi pada kita.
Waktu sangat egois, ia tak mau tahu apa yang sedang kita rasakan, ya dia akan tetap berputar.
Waktu tidak peduli jika kita sedang patah hati. Waktu akan tetap bergulir dan berjalan menjauh meninggalkan kita.
Maka nikmati saja kehidupan yang sedang kau jalani, roda akan berputar bukan?
Semenyakitkan apapun kehidupan yang kau rasakan, maka waktu akan menyembuhkan.
Biarlah, biarkan saja waktu mengajarkan kau tentang kesabaran.
Maka melangkahlah, jangan pernah menyerah meski tak ada penyemangat.

Biarlah waktu menemanimu, mengajari, dan memberi pengalaman baru.
Baca Selengkapnya

Monday, February 26, 2018

Surat untuk Februari

Pada jiwa yang kusebut cinta,
Apa kabar?
Sudah sebulan lebih atau mungkin dua bulan atau entahlah berapa lama, perhitunganku tak tepat karena rasanya sudah sangat lama kita tak jumpa
dan selama itu kau menghilang dari peredaranku
Mengapa tiba-tiba sikapmu seperti itu?
Dingin. Aku coba bertanya A, kau jawab sekenanya.
Aku berikan B, kau meresponnya biasa saja.
Ada apa? Apakah aku ada salah padamu?
Tahukah kamu, aku hanya rindu. Ah persetan dengan rindu yang menggebu.
Tidakkah kau merasakan hal yang sama sepertiku?
Kurasa tidak! Semenyedihkan itu, aku hanya rindu sendiri, rinduku tak berbalas!
Inginku menangis berteriak hingga histeris.
Namun, apakah kau akan mendengarnya?
Kurasa tidak! kau telah berlalu jauh... dan aku masih menunggu di sini.
Biarlah, biar kupendam saja.
Sakit. Sakit sekali rasanya. Benar cintakah kamu?
Lalu kau menjawab;”maaf aku sudah tidak ada rasa lagi padamu.”
Kuburkanlah saja aku ini dengan ketidakbahagianku! Aku ingin hilang.
Biarlah aku hargai segala keputusanmu, ajarkan aku tentang bab mengikhlaskan dan juga tentang sabar.
Berikan aku waktu untuk mencerna segalanya, ini semua terlalu cepat terjadi dan rasaku padamu belum usai...
Izinkan aku untuk menyimpan rasa ini dan biarkan aku selalu menyebut namamu di doaku.
Seperti kata Pramoedya; “Dan pada akhirnya kasih sayang adalah juga benda...”
“Dan terima kasih atas februari yang basah, yang lekat wewangian hujan menciumi tanah.”
Terima kasih aku ucapkan padamu karena kamu adalah jiwa baik yang selalu membuatku mengagumimu dalam diamku.
Dan aku, sistem limbik otakku tidak akan lupa bagaimana rasa itu pertama kali muncul menawarkan kebahagiaan yang tak terkira. Dan semuanya akan menjadi sebuah keabadian, maka kenanglah...


Baca Selengkapnya

Saturday, January 6, 2018

Surat Untuk Januari

Aku butuh kamu.
Aku rindu kamu.

Sebelum kau memutuskan untuk pergi dariku, kau pernah berkata bahwa kau akan selalu ada kapanpun aku butuh. Pada kenyataannya kata-katamu itu semu, hanya sebagai penenang kala hatiku meradang. Mengapa kini kau semakin jauh? mengapa kau mendiamkanku? mengapa kau dingin padaku? Sebenarnya apa yang salah? apa yang membuatmu bersikap seperti itu? Begitu banyak pertanyaan yang terlintas di benakku, tanpa kutahu apa jawabnya.
Aku tidak butuh status pacaran, yang aku mau kita tetap berteman. Aku ingin kau menjadi sahabatku, namun mengapa rasanya kau malah menghindariku. Aku pernah menjelaskan padamu bahwa aku trauma pada suatu hubungan, dan kau meyakinkanku bahwa kau akan menggantikan dia di hatiku, ah aku tak peduli yang jelas aku takut kehilangan dan aku benci perpisahan. Namun mengapa kau malah melakukan hal yang sama? membuatku teringat lagi dan merasakan rasa yang perih di hati. Apa kau tidak mengerti aku sakit sekali. Biar bagaimanapun aku tetap menghormati semua keputusanmu dan karena aku tau alasan mengapa kau melakukan itu, tetapi mengapa kau menjadi bersikap dingin padaku, tidak bisakah kau biasa saja, tidak bisa kah kau menjadi temanku? Apa aku semenyedihkan itu?
Jaga dirimu, jaga hatimu. aku pun begitu. 
Baca Selengkapnya