Wednesday, May 2, 2018

Surat untuk April


Adalah bulan yang penuh kesibukan, namun persetan dengan rindu yang tetap saja datang.
Mengapa demikian?
Adalah bulan yang sama seperti sebelumnya, yang sejauh dapat kukenang engkau tetap belum datang.
Adalah bulan masih penuh kenangan tentang dikau yang sembunyi dimana?
Aku harus menanyakan ke siapa? Bahwa aku masih rindu, bahwa aku hanya bisa terdiam.
Sebuah pesan tak jadi kukirim yang sejujurnya ingin sekali kusampaikan, namun ku tahu bahwa kau akan mengabaikanku untuk kesekian kalinya.
Mata sendumu menyiratkan tanda tanya,
Mulutmu yang hanya melontarkan sedikit kata, pun menyimpan rahasia.
Mengapa tak kau katakan saja, katakan yang sejujurnya, tapi kumohon jangan katakan kalau kau sudah tak mencintaiku karena itu teramat sangat menyakitkan!
Karena luka akibat masa dimana aku disakiti pun masih menyisakan trauma,
Namun kau sudah mengatakannya bahwa kau tak mencintaiku dan kata-kata itu masih terngiang dibenakku, mengapa kau setega itu?
Aku takut, takut kehilangan jiwa yang sejatinya bukan milikku!
Aku gundah, gundah karena memikirkan bagaimana seandainya semua ini tidak terjadi!
Aku rindu, aku ingin bertemu!

Semua yang kusebutkan adalah bentuk pernyataan atau pertanyaan yang pada akhirnya aku tak tau apa jawabnya karena kau hanya diam membisu. Dingin. 
Baca Selengkapnya