Saturday, November 7, 2020

Surat untuk November

Rinai hujan di November datang dan pergi setiap hari,

Langit hampir selalu kelabu, seketika menjadi sendu.

Segala hal dan bau hujan di hari yang panjang mengantarkan pada memori nan jauh di masa lalu,

Rasanya baru kemarin teriknya mentari menghampiri hari-hari yang dijalani,

Tetapi masa lalu menjauh, kau pun begitu.

Datang dan pergi seperti musim di dua belas bulan yang silih berganti.

Seperti suasana hati, pun berubah secepat kilat.

Kadang bahagia, ceria, menangis, bersemangat lagi, jatuh, bangkit lagi, terus berputar lagi.

Begitu juga ketakutan, pun kerap kali menghantui, pada hal-hal yang juga belum pasti, pada hari depan, bahkan saat ini.

Lalu terlintas dalam pikiran, memori itu sudah jauh sekali,

Ah aku rindu, pada hari dulu, pada masa lalu, di situ.

Lalu berkelibat lagi, hal-hal absurd yang adalah gambaran dari segala suasana hati.

Akankan kita bisa bertemu lagi, pada hari depan di tempat yang diinginkan.

Pada tekanan yang tak tertahankan, ingin kulampiaskan.

Pada suara-suara yang lagi memantul ke arah diri sendiri.

Oh wahai hati, wahai diri, tenanglah sekali lagi.

Segalanya berawal dari pikiran, kendalikanlah, pada hal-hal yang positif, pada hal-hal yang menyenangkan.

Tenanglah wahai diri, tenangkanlah hati wahai kawan, karena kupercaya kita akan menang.

Di hari jauh di masa depan, kita akan tersenyum bangga atas segala hal yang kita lalui, atas segala hal yang kita perjuangkan.

Kupercaya, maka bersemangatlah! Kita akan menang!

Baca Selengkapnya