Tuesday, June 11, 2019

Surat untuk Mei

Aku merasa benar-benar sendiri, entah karena aku yang tidak ingin menyusahkan orang lain atau memang karena mereka yang tidak peduli.
Aku merasa benar-benar sendiri, ketika aku jatuh sakit hanya bisa terbaring di ruangan persegi, tempat yang jauh dari rumah.
Sore itu, entah karena apa penyebabnya, mataku berkunang-kunang, jalanku sempoyongan, aku merasa tak berdaya.
Sambil merapal kalimat yang luar biasa, aku bertahan, berusaha tak memejamkan mata, hingga yang tersisa hanya keringat dingin yang mengalir di sekujur tubuh.
Apa yang terjadi dengan diriku? Yang bisa aku lakukan adalah terbaring lemah di atas kasur.
Banyak rencana yang sudah aku susun jauh-jauh hari yang pada akhirnya terbengkalai karena sakitku.
Banyak kegiatan yang ingin aku lakukan, namun pada akhirnya hanya rencana yang tak terwujud.
Yang aku inginkan adalah sakit di rumah saja, aku mohon jangan sakit di tempat ini karena aku hanya sendiri, benar-benar merasa sendiri.
Ternyata begini rasanya, harus pura-pura kuat, melakukan segalanya sendiri, melupakan segala rasa sakit yang ada.
Namun tidak bisa, rasa sakit ini telah menjalar di hampir seluruh tubuh.

Aku ingin pulang saja, sakit sekali rasanya.
Baca Selengkapnya