Wednesday, January 23, 2019

Surat untuk Januari

Ada banyak waktu yang ingin ku habiskan denganmu
Ada banyak kisah yang ingin ku bagi padamu
Ada banyak tempat yang ingin ku kunjungi bersamamu
Ada banyak ingin yang tak sempat kuucap
Aku ingin mengajakmu menjelajahi duniaku
Berpetualang menjelajahi tempat di benakku
Mengapa harus aku yang selalu?
Aku juga ingin diperhatikan,
Aku juga ingin dirindukan,
Aku juga ingin dibutuhkan,
Aku ingin dicintai
Apakah rasamu hanya sementara?
Apa aku hnaya pelarian saja?
Seringnya ku bertanya pada diri sendiri
Mengapa kau menghilang lagi?
Mengapa kau tak ada kabar lagi?
Apa yang sedang kau lakukan?
Apa yang sedang kau pikirkan?
Mengapa kau selalu ada untuk mereka?
Mengapa kau tidak selalu ada saat aku butuh?
Mungkin benar aku tak ada artinya
Kadang aku ingin tahu segala tanya yang tak ada jawabnya,
Tapi jika ternyata alasannya menyakitiku, sudahlah aku tak ingin tahu
Jika alasannya ternyata membebanimu, sudahlah biar saja kau tak usah beritahuku
Yang harus kau tahu, ini menyakitkan bagiku
Tapi rasaku selalu sama, entah mengapa aku percaya kau akan datang lagi.



Baca Selengkapnya

Thursday, January 10, 2019

Senja di Stasiun Kereta


Jam ditanganku menunjukkan pukul 16.45, suasana di dalam gerbong yang kunaiki masih hening, hanya terdengar suara kereta yang bergesekan dengan rel dan suara kecil pendingin ruangan yang berhasil membuat gerbong ini terasa sangat dingin. Sesekali aku melihat pemandangan dari balik jendela yang terlihat hamparan sawah membentang luas, sesekali juga aku melihat pemandangan pohon-pohon yang berlalu dengan cepat secepat kereta yang melaju. Sesekali aku melihat dan mendengar pramugari dan pramugara kereta yang bergiliran menyajikan makanan, minuman, dan juga bantal.
 Hampir tiga jam aku duduk di bangku ini, rasanya sedikit membosankan karena aku hanya sendirian dan ditambah tempat duduk di sampingku sedari tadi kosong. Di gerbongku terdapat layar telivisi cukup besar yang menggantung dan sedang menyajikan sebuah film yang entah judulnya apa, tetapi percuma saja aku menontonnya karena film tersebut tidak ada suaranya dan aku tidak tahu kenapa. Anak kecil yang duduk di depanku terdengar protes kepada orangtuanya perihal film tersebut yang tidak ada suaranya dan kudengar orangtuanya mencoba memberi penjelasan, namun anak kecil tersebut terdengar tidak bisa menerima penjelasan dan bertanya lagi. Menonton film yang tidak ada suaranya dari layar tersebut tidak berhasil memecahkan kebosananku, akhirnya aku hanya bisa mendengarkan musik dari smartphoneku.
 Aku melihat jam yang melingkar di tanganku dan beralih memandang ke tiket keretaku, kulihat sebentar lagi kereta yang aku naiki akan tiba di stasiun tujuanku. Aku mempersiapkan tas dan barang yang aku bawa, kemudian terdengar suara dari pengeras suara yang menyatakan bahwa kereta yang kami naiki akan tiba di stasiun pemberhentian terakhir dan menyuruh penumpang untuk mempersiapkan barang bawaannya agar jangan sampai ada yang tertinggal.
Setelah mendengar suara dari pengeras suara, gerbongku sedikit riuh karena beberapa orang yang sedari tadi diam, entah karena tertidur atau memang tidak ingin berbicara, segera mempersiapkan tas dan barang-barang bawaannya. Beberapa dari mereka sedang menelepon seseorang yang mungkin menjemput mereka. Aku juga mengecek smartphoneku dan mencoba menghubungi sahabatku karena dia akan menjemputku di stasiun. Tidak ada jawaban dari sahabatku ketika aku menghubunginya. Aku mencoba menghubunginya sekali lagi, tetapi sama saja dia tidak mengangkatnya. Aku mengecek percakapan terakhir kami sekitar satu jam yang lalu dan kupastikan dia benar menjemputku. Aku sedikit panik karena takut sahabatku lupa dengan janjinya yang akan menjemputku tetapi aku mencoba menyakinkan diriku bahwa dia tidak akan melupakan janjinya.
Tepat pukul 17.15, kereta yang aku naiki tiba di stasiun pemberhentian terakhir. Aku dan penumpang lainnya segera bergegas keluar dari kereta. Ini adalah pertamakalinya aku menginjakkan kaki di stasiun ini sehingga aku ingin dijemput sahabatku. Stasiun ini memiliki banyak jalur, mungkin karena ini stasiun besar dan kereta yang tadi kunaiki berhenti di jalur yang paling ujung sehingga aku harus berjalan cukup jauh ke arah pintu keluar.
Aku mengecek smartphoneku lagi dan ternyata belum ada jawaban dari sahabatku, oleh karena itu aku memutuskan untuk menunggunya di tempat duduk dekat pintu keluar. Tempat duduk ini menghadap ke arah barat, aku memandang matahari senja yang sudah condong ke arah barat. Sisa-sisa cahayanya masih terpancar melalui gerbong-gerbong kereta yang sedang berhenti.
Suasana senja di stasiun ini cukup ramai oleh orang-orang yang datang dan yang akan pergi. Beberapa kursi dipenuhi oleh mereka yang sedang menunggu waktu keberangkatan. Mungkin hanya aku yang sedang menunggu untuk dijemput karena orang-orang yang tadi satu kereta denganku, kulihat mereka sudah berhamburan ke pintu keluar. Aku melihat kesibukan di stasiun ini, beberapa porter menawarkan jasanya pada para penumpang. Beberapa petugas kebersihan sedang sibuk membersihkan lantai yang mungkin tidak pernah bersih. Lalu lalang orang yang lagi-lagi akan datang dan pergi ramai sekali. Aku mengecek smartphoneku lagi, belum ada panggilan balasan dari sahabatku, aku tidak mengerti kenapa dia susah dihubungi. Aku panik karena aku takut tetap berada di sini tanpa ada orang yang aku kenal dan aku juga takut terjadi sesuatu dengan sahabatku.
Langit mulai gelap, malam sudah datang dan senja sudah berlalu. Lampu-lampu di stasiun mulai dinyalakan, suasana malam terasa lebih hidup. Orang-orang yang tadi duduk menunggu kereta sudah berangkat dan aku sudah melihat keberangkatan dan kedatangan orang-orang berkali-kali. Ini sudah hampir dua jam aku duduk di sini menunggu sahabatku dengan cemas. Aku sudah memutuskan sedari tadi jika sampai dua jam sahabatku belum juga menghubungiku maka aku akan mencoba pulang ke rumahnya yang kurang lebih akan ditempuh satu jam dari sini menggunakan jasa transportasi online.
Setelah dua jam aku menunggu, akhirnya aku memutuskan untuk bergegas karena belum ada kabar dari sahabatku. Aku memberanikan diri berjalan ke pintu keluar untuk memesan transportasi online. Saat sampai di pintu keluar stasiun, tiba-tiba aku melihat ada pesan masuk dari sahabatku. Kubaca isinya yang menyatakan bahwa dia tadi tertidur di rumah karena lelah sekali sehabis dari kampus, oleh karena itu dia terlewat menjemputku. Dia meneleponku dan menyuruhku untuk tetap menunggu karena dia sudah dalam perjalanan ke stasiun untuk menjemputku. Hatiku lega karena tidak terjadi hal buruk pada sahabatku dan aku akan segera bertemu dengannya, meskipun aku sudah lelah menunggunya.


Baca Selengkapnya

Tuesday, January 8, 2019

Manfaat Membaca Buku bagi Pelajar: Sebuah Opini

Menurut studi “Most Literred Nation in the world” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016 lalu, Indonesia menempati posisi 60 dari 61 negara dalam hal minat baca. Sangat memprihatinkan ketika melihat hasil studi tersebut, ditambah lagi menurut data Perpustakaan Nasional tahun 2017, orang Indonesia rata-rata hanya membaca tiga sampai empat kali per minggu, sementara jumlah buku yang dibaca hanya lima sampai sembilan buku per tahun.
Banyak hal yang membuat minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Minimnya akses mendapatkan buku di daerah terpencil membuat masyarakat daerah terpencil memiliki minat baca yang rendah. Sementara itu, masyarakat kota yang memiliki akses mudah mendapatkan buku lebih tertarik dengan bermain internet dari pada membaca buku. Melihat pertumbuhan teknologi yang pesat serta akses internet yang mudah dijangkau menyebabkan masyarakat lebih tertarik berselancar di internet menggunakan gawainya dibandingkan melakukan aktivitas membaca buku. Padahal, membiasakan membaca buku sejak dini merupakan aktivitas yang seharusnya ditanamkan agar menjadi sebuah kebiasaan karena terdapat banyak manfaat dari membaca buku. Beberapa manfaat membaca buku bagi pelajar adalah sebagai berikut:
1.      Membaca buku dapat memperbanyak kosa kata yang tentunya akan memberikan banyak keuntungan. Ketika kamu memiliki banyak kosa kata dari buku yang dibaca, maka akan memudahkanmu saat berbicara, kemudian kamu bisa berbicara dengan baik dengan memilih kosa kata yang beragam sehingga membuatmu lebih percaya diri ketika sedang berbicara dengan partner bicara. Selain itu, ketika kamu memiliki kosa kata yang banyak, kamu akan lebih mudah mempelajari bahasa baru karena kemampuan bahasa didukung oleh kosa kata yang banyak dan beragam. Sebagai tambahan, memiliki banyak kosa kata juga dapat membuatmu bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi melalui pertukaran informasi yang kamu miliki.
2.      Membaca buku juga dapat menambah wawasan tentang berbagai topik yang sebelumnya tidak dimengerti atau belum diketahui sama sekali. Ketika kamu membaca buku tentang berbagai topik, hal itu akan membuat pengetahuanmu bertambah dan membuat pikiranmu menjadi lebih terbuka serta melihat sesuatu tidak hanya pada satu sisi saja. Saat kamu membaca buku dengan pemahaman yang mendalam, maka kamu dapat dengan mudah mengerti topik dengan lebih detail. Hal tersebut berguna saat kamu sedang menghadapi suatu masalah, kamu akan lebih mudah mengatasi masalah tersebut karena memiliki wawasan yang luas tentang berbagai topik dari buku yang pernah dibaca sehingga membuatmu memiliki banyak pilihan dalam mengatasi masalah tersebut.
3.      Membaca buku berguna untuk membuat kamu terus berpikir kritis dan terbuka pada berbagai pandangan baru. Membaca buku membuatmu berpikir kritis terhadap suatu topik karena ketika membaca membuat pikiran terbuka dan mempertanyakan kembali pandangan terhadap suatu hal. Proses tersebut sangat baik bagi otak karena membuat otakmu berpikir kreatif dan kritis. Dalam proses berpikir kreatif saat membaca tersebut akan membuatmu mampu memproyeksikan kesimpulan dari informasi yang tersedia. Akibatnya adalah pikiran kamu akan lebih terbuka pada suatu hal dan akan menumbuhkan kepekaan sosial pada dirimu.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui banyak manfaat dari membaca buku tetapi tidak semuanya bisa dipaparkan di sini. Dapat disimpulkan bahwa membaca buku merupakan kebiasaan baik yang dapat memberikan banyak manfaat. Oleh karena itu, sudah saatnya kita menerapkan kebiasaan membaca buku sebagai kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga angka minat baca masyarakat Indonesia akan meningkat. Ketika angka minat baca di Indonesia meningkat, maka akan memberikan keuntungan pada bidang-bidang lainnya juga. Mulailah membaca buku dengan topik yang ringan atau setidaknya menarik bagimu, tidak usah langsung membaca buku, coba buka buka satu lembar sampai tidak terasa sudah berlembar-lembar. Mari tanamkan gemar membaca sejak dini sebagai kebiasaan baik untuk Indonesia yang lebih baik. 
Baca Selengkapnya

Sunday, January 6, 2019

Surat untuk Desember

Pada jiwa yang kusebut cinta,
Ada banyak hal yang ingin kujelaskan, namun sulit kujelaskan,
Tentang bagaimana isi hatiku padamu, tentang kamu di pandangku,
Tentang kasih dan kisah kita.
Kukirimkan surat ini teruntuk dikau; jiwa yang kucinta,
Agar kau tahu bagaimana isi hati, agar kau nanti bisa memahami, agar kau tak salah paham lagi,
Karena lebih mudah bagiku menuliskannya daripada mengutarakan secara langsung.
Pada jiwa yang kusebut cinta,
Aku masih ingat betul bagaimana kita berjumpa di tempat yang penuh kisa nun jauh di sana,
Aku masih mengingat dengan jelas bagaimana awal kita berkenalan,
Lalu semua kenangan setelah itu masih terpatri di memoriku,
Tentang hari-hari di mana kau mencoba mendekatiku,
Tentang tempat pertama yang kita kunjungi kala sore hari hampir senja,
Tentang gerak-gerikmu yang salah tingkah,
Tentang bersepeda beriringan berdua,
Tentang kisah-kisahmu yang membuatku terpana.
Tahukah kau, saat itu aku yang masih terluka sebab masa lalu kemudian perlahan-lahan mumbuka hatiku,
Semua luka-lukaku diperbaiki oleh hadirmu.
Sampai pada suatu ketika, hatiku membuncah, hariku penuh warna sebab segala tawa yang kau bagi padaku, hingga membuat sendu tak sudi mengganggu.
Sampai tiba pada satu titik, aku sadar bahwa aku jatuh hati pada caramu yang jatuh hati padaku!
Aku menjadi salah satu wanita yang bahagia sebab kau cintaiku; reda hatiku, tenang jiwaku!
Pada jiwa yang kusebut cinta,
Setelah sekian lama kita bersama,
Apakah rasa cinta mudah datang dan pergi sesuka hati?
Aku menyayangimu dan rasa itu menetap di hatiku, namun apakah kau pun begitu?
Mengapa kau mendiamkanku? Mengapa datang dan pergi sesukamu?
Segala hal tentangmu menjadi sebuah kebingungan bagiku dan rasa takut akan kehilanganmu semakin menguasai diriku!
Persetan dengan hatimu yang tiba-tiba bercabang!
Mengapa juga kau hadirkan dia? Lantas aku ini apa atau siapa bagimu?
Apakah aku adalah yang ada dan yang tiada?
Semua harapan-harapan yang kau beri adalah utopia,
Semua kata manis yang kau ucap adalah mungkin isapan jempol belaka,
Dan semua kasih dan kisah yang kubagi adalah sia-sia, sebab kau tak sadari, sebab kau tak syukuri!
Tak mengapa, aku mencoba menguatkan diri sendiri!
Coba kau resapi ini;
Sebelum aku hilang ditelan keabadian, semoga kau sadar bahwa aku ada bukan untuk disia-siakan,
Sebelum kau pergi dan atau hilang dari semestaku, coba kau tanya pada sajadah hitam itu berapa banyak kusebut namamu dalam doaku.
Pada jiwa yang kusebut cinta,
Sudahkan kau melupakannya?
Sudah cukup hatimu patah sebab ia yang tak sekalipun menghargaimu!
Sudahkah kau menyadari bahwa aku punya tulus yang tak bisa ia beri?
Sudahkan kau mengerti bahwa aku punya kasih yang terkasih?
Sudahkah kau pahami bahwa hatiku hanya ada kau seorang diri?
Kamu berhak bahagia, maka lihatlah aku, sadarlah, dan kembalilah
Baca Selengkapnya

Surat untuk November

Kau hadir lagi, selamat datang kembali di hatiku yang masih ada kamu.
Kau datang lagi pada hariku yang masih saja penuh dengan rindu padamu,
Tuan pemilik sejuta cerita, yang tetap menjadi jiwa yang kucinta, aku senang sekali pada akhirnya kau kembali padaku,
Betapa aku bahagia kala kau jelaskan semua rasa yang masih ada dalam hatimu sampai aku tersipu hingga berlinang air mataku; tenang ini bukan air mata duka melainkan suka cita.
Tuan pemilik hati yang kembali lagi ke dekapan hatiku yang masih ada kau di situ, aku ingin memulai kembali merangkai cerita denganmu;
Aku tentu ingin membersamaimu sekalipun raga kita tak beriringan, tentunya belum, tapi tenang aku masih akan tetap dan selalu mendukungmu dan mendampingimu sekalipun dalam masa terpurukmu.
Aku ingin menjadi wanitamu, satu-satunya wanita yang kau cinta yang ada di hatimu dan hidupmu, tentu setelah ibumu dan kakakmu, tapi Tuan kumohon jangan hadirkan lagi wanita lain!
Kau sudah tahu betapa sakitnya aku ketika kau masih mengejar wanita lain, jangan lagi, kumohon! Rasanya sungguh perih, coba saja kau ada di posisi diriku yang sakit sekali kala itu; cukup Tuan, kau harus syukuri apa yang kau miliki.
Berjalan bersamamu adalah salah satu momen terindah dalam hidupku, aku suka berjalan beriringan bersamamu, aku suka caramu memperlakukanku, aku suka melihat tingkahmu yang lucu, aku suka mendengar semua ceritamu, aku suka merasakan rasa ini.
Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu, semoga semua ini tetap abadi.
Tuan terima kasih, kau adalah laki-laki baik, aku percaya itu! Aku titipkan rasa ini, jaga baik-baik ya!

Ada kalanya aku ragu, pun juga kamu. Tapi kumohon percayalah kita akan bisa melaluinya. 
Baca Selengkapnya