Sunday, June 28, 2015

あやまる (Permohonan Maaf)




Apa yang dimaksud dengan maaf? Dalam bahasa Indonesia, bila kita ingin mengutarakan penyesalan atau meminta pengampunan kepada orang lain, maka hanya satu kata yang diucapkan, yaitu ‘maaf’ apapun kondisinya. Lain halnya dengan bahasa Inggris, paling tidak ada tiga kata yang sering digunakan, yaitu sorry yang digunakan bila mengutarakan rasa simpati dan penyesalan karena sudah berbuat kesalahan, pardon me dan excuse me, bila kita ingin meminta pengulangan misalnya karena kurang jelas, mengganggu seseorang, atau berbuat salah yang tidak disengaja.
Lalu bagaimana halnya dengan bahasa Jepang? Kata-kata maaf yang diucapkan orang Jepang selalu menunjukkan suatu konteks yang sangat mendalam maknanya karena dijadikan suatu cara untuk mengekspresikan berbagai perasaan dan kondisi hati bila seseorang itu memiliki rasa penyesalan. Ungkapan permintaan maaf ini dalam penggunaannya akan berbeda sesuai dengan perasaan, kondisi dan kepada siapa untuk membedakan nilai rasa dan kedalaman rasa penyesalan itu. Kita mungkin tidak memperhatikan persoalan seperti itu karena dalam konteks bahasa Indonesia kata ‘maaf’ tidak memiliki nilai rasa yang berbeda dalam situasi apapun.
Dalam bahasa Jepang sedikitnya ada enam cara untuk menyatakan permintaan maaf yang tentunya disesuaikan dengan kondisinya.
1.      ごめんなさい Gomennasai
Gomen arti yang sebenarnya adalah mengijinkan, melepaskan, menghentikan. Sedangkan nasai adalah kata yang menyatakan permintaan, dalam bahasa Inggris seperti please. Maka bila dilihat secara etimologis, kata ini berarti ‘tolong lepaskanlah, tolong ijinkanlah, tolong hentikanlah’. Apa yang dimaksud dengan permintaan itu semua, maksudnya adalah bahwa seseorang yang meminta maaf itu sebenarnya ingin mengemukakan, bila itu suatu kesalahan dan membuat seseorang marah, maka tolong lepaskanlah kemarahan itu, atau bila kesalahan itu membuat sedih, maka tolong lepaskanlah kesedihan itu, tolong hentikanlah kesedihan itu, dan seterusnya, ini adalah salah satu cara orang Jepang untuk mengungkapkan perasaan menyesal karena bersalah.
Dalam pengungkapannya, gomennasai sering digunakan untuk meminta maaf karena merasa menyesal telah berbuat suatu kesalahan baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.
2.      ごめん ください Gomen kudasai
Kata ini sama dengan gomennasai, bedanya kudasai berarti meminta. Ungkapan ini lebih sopan dari pada gomennasai. Rasa yang ditimbulkan dari ungkapan ini adalah lebih pada maksud akan mengganggu seseorang untuk bertemu atau melakukan sesuatu bersama, tentunya dengan cara yang sopan. Selain itu bisa juga digunakan pada saat kita berkunjung ke rumah orang lain, seperti kata ‘permisi’, ‘spada’, atau ‘assalammu’alaikum’.
3.      すみません Sumimasen
Sumimasen berasal dari bentuk positif kata kerja sumu artinya ‘selesai’, sedangkan sumimasen adalah bentuk negatifnya, maka dapat diartikan menjadi ‘tidak selesai’. Lalu apa kaitannya dengan ungkapan rasa maaf itu sendiri. Sesungguhnya orang Jepang ingin mengatakan apa yang dilakukannya terus-menerus membuat orang terganggu dan tidak selesai-selesai juga, makanya mengatakan ‘tidak selesai’. Sehingga ungkapan ini sering digunakan untuk meminta maaf karena mengganggu, membuat lawan bicara tidak nyaman. Nuansa makna yang terkandung menekankan suatu ungkapan permohonan maaf dengan rasa hormat. Misalnya seorang siswa yang ingin ke belakang ketika belajar di kelas dan meminta maaf, atau seseorang yang ingin mengganggu untuk menanyakan alamat, atau meminta maaf karena mau lewat dan sebagainya.
4.      しっれいします Shisurei simasu
Arti yang sebenarnya dari kata ini adalah ‘melakukan hal yang tidak sopan’, ‘berbuat tidak sopan’. Maksudnya adalah ‘maaf kalau saya tidak sopan tapi bagaimanapun saya akan mengganggu anda’, ‘maaf atas ketidaksopanan saya’. Ungkapan ini diguankan untuk menyatakan maaf karena sesuatu yang ditakutkan telah berbuat tidak sopan atau tidak berkenan dihati lawan bicara. Misalnya pada saat kita masuk atau meninggalkan kelas sehingga diibaratkan dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
5.      おそれ いります Osore irimasu
Arti yang sebenarnya dari kata ini adalah ‘saya merasa takut’., ‘ditakutkan kalau’. Ungkapan ini mengandung nuansa untuk menyatakan perasaan hormat terhadap lawan bicara dan pembicara merasa khawatir kalau-kalau lawan bicara memiliki rasa yang berlebihan atas perlakuan pembicara itu. Misalnya kita ingin meminta lawan bicara melakukan sesuatu dengan rasa hormat.
れい : おそれいりますが、こちらにおなまえをおねがいいたします
            (maaf, tolong namanya disini)
6.      もうしわけございません Moushi wake gozaimasen
Moushi artinya ‘mengatakan’, wake artinya ‘alasan’, dan gozaimasen artinya tidak ada’, maka bila diterjemahkan secara harfiah berarti ‘tidak ada alasan untuk mengatakan’. Apa kaitannya dengan permintaan maaf? Orang Jepang mengatakan ungkapan seperti ini bukan karena mempunyai salah, tetapi lebih karena rasa takut karena tidak mampu memenuhi keinginan lawan bicara, sehingga ia meminta maaf. Misalnya seorang menelepon dan diterima oleh orang lain, kemudian setelah beberapa saat orang yang menerima telefon mengatakan bahwa orang yang dituju sedang tidak ada ditempat.
Namun dalam konteks apabila kata maaf ini sebagai kata benda, maka yang digunakan adalah kata yurushi. Berarti kalau meminta maaf, meminta ampunan, yurushi o kou. Jadi misalkan kita meminta maaf seperti kalimat berikut.
Yurushite kudasai (maafkan/ampuni kesalahan saya)

Ekspresi permohonan maaf yang beragam seperti ini menunjukkan bahwa bangsa Jepang memiliki nilai-nilai yang cukup kompleks untuk dipahami oleh bangsa diluar Jepang dalam hal mengungkapkan rasa penyesalan. Bagi orang Jepang sendiri hal semacam ini bukanlah suatu masalah karena memiliki sama rasa. Bagaimanapun dari sini kita bisa belajar bahwa bangsa Jepang sangat memerhatikan keadaan suatu kejadian dalam menentukan suatu tindakan, begitu pula saat meminta maaf.


Source : Buku Bahasa Jepang kelas X
              Google Image
Baca Selengkapnya