Saturday, January 6, 2018

Surat Untuk Januari

Aku butuh kamu.
Aku rindu kamu.

Sebelum kau memutuskan untuk pergi dariku, kau pernah berkata bahwa kau akan selalu ada kapanpun aku butuh. Pada kenyataannya kata-katamu itu semu, hanya sebagai penenang kala hatiku meradang. Mengapa kini kau semakin jauh? mengapa kau mendiamkanku? mengapa kau dingin padaku? Sebenarnya apa yang salah? apa yang membuatmu bersikap seperti itu? Begitu banyak pertanyaan yang terlintas di benakku, tanpa kutahu apa jawabnya.
Aku tidak butuh status pacaran, yang aku mau kita tetap berteman. Aku ingin kau menjadi sahabatku, namun mengapa rasanya kau malah menghindariku. Aku pernah menjelaskan padamu bahwa aku trauma pada suatu hubungan, dan kau meyakinkanku bahwa kau akan menggantikan dia di hatiku, ah aku tak peduli yang jelas aku takut kehilangan dan aku benci perpisahan. Namun mengapa kau malah melakukan hal yang sama? membuatku teringat lagi dan merasakan rasa yang perih di hati. Apa kau tidak mengerti aku sakit sekali. Biar bagaimanapun aku tetap menghormati semua keputusanmu dan karena aku tau alasan mengapa kau melakukan itu, tetapi mengapa kau menjadi bersikap dingin padaku, tidak bisakah kau biasa saja, tidak bisa kah kau menjadi temanku? Apa aku semenyedihkan itu?
Jaga dirimu, jaga hatimu. aku pun begitu. 
Baca Selengkapnya

Surat Untuk Desember

Surat untuk Desember

Desember datang lagi dengan segala kenangan yang masih melekat di benak dan hati
Desember yang dingin, sedingin dirinya yang tiba-tiba pergi tanpa kata pamit, sampai jumpa, apalagi kata pisah
Desember yang pilu, yang pada hari itu dia memutuskan untuk pergi dariku, pergi bersama kekasihnya yang baru.
Desember yang kelabu, yang telah merenggut dia dari aku yang selalu merindu
Desember mengapa kau selalu seperti itu? Selalu saja menorehkan kenangan yang pahit untuk ku ingat, namun aku bisa mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang dalam pedihnya bulanmu

Desember yang abu-abu, hanya ada hal itu dalam memoriku 
Baca Selengkapnya