Friday, June 1, 2018

Surat untuk Mei


Mengapa kamu semakin jauh? Semakin tak terlihat, semakin tak tergenggam
Segala tanya diawal kalimat ini adalah yang ingin kutanyakan padamu, namun kusadar pasti tak akan terjawab! Sial!
Aku rindu, sangat, rindu ini tak berkesudahan.
Aku mencoba sabar karena aku yakin segala rindu akan menemui batasnya, segala tunggu akan berujung temu, meski entah kapan, aku pun tak tahu...
Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertaimu.
Aku takut, aku khawatir tentang kamu, yang bahkan bukan sesiapaku.
Kamu dimana? Aku rindu pada sosokmu yang selalu mencoba menenangkanku.
Kalau boleh aku cemburu, aku cemburu pada mereka yang bisa dekat denganmu, yang bisa bertemu denganmu, tanpa mengenal batasan apapun. Namun sekali lagi aku harus sadar diri, aku bukan sesiapamu...
Aku bisa apa untuk menebus segala rindu pada jiwa yang entahlah merasakan yang sama atau tidak!
Aku berteriak dalam kesendirianku, mencoba berdamai dengan keadaan.
Dalam diam, dalam sujudku, aku pinjam namamu untuk kusampaikan pada Tuhan bahwa aku sangat rindu, bahwa aku ingin engkau selalu dalam lindungan-Nya.


No comments:

Post a Comment