Saturday, July 7, 2018

Bertemu Kawan Lama


Pada liburan semester kemarin, aku menghabiskan waktu berlibur ke rumah nenekku di Kediri, Jawa Timur. Perjalanan dari kotaku ke Kediri memakan waktu sekitar 12 jam menggunakan kereta api. Setelah sampai di stasiun kereta api, aku menggunakan taksi untuk menuju rumah nenek yang ditempuh sekitar satu jam dari stasiun Kediri.
Esoknya, aku dan sepupuku menghabiskan waktu berjalan-jalan ke kota Kediri. Ketika sore tiba, kami mengunjungi Simpang Lima Gumul (SLG) yang terletak tepat di tengah lima jalur arah Kediri, Menang, Pare, Pesantren, dan Plosoklaten. Monumen Simpang Lima Gumul ini merupakan bangunan yang menjadi ikon Kediri. Bentuknya menyerupai Arc de Triomphe, yang berada di Paris, Prancis. Ketika aku mengunjungi monumen SLG, suasananya sangat ramai karena saat itu bertepatan dengan akhir pekan sehingga banyak wisatawan yang menghabiskan waktu menikmati suasana kota Kediri di malam hari. Aku melihat banyak orang yang sedang berfoto di monumen SLG serta banyak juga yang sedang menikmati kuliner Kediri di angkringan sekitar monumen.


Aku dan sepupuku mengelilingi monumen yang sangat mirip dengan Arc de Triomphe, bedanya monumen ini melambangkan sejarah berdirinya Kediri. Ketika aku dan sepupuku sedang berswafoto di depan ikon Kediri tersebut, tiba-tiba ada yang memanggil namaku. Awalnya aku mencari sumber suara yang memanggil namaku diantara banyaknya orang yang memadati area monumen, namun aku belum tahu dari mana suara itu berasal. Setelah itu, muncul sosok perempuan yang tidak asing bagiku yang mendekatiku dan memanggil namaku lagi, saat itu juga aku terkejut karena aku tak menyangka bisa bertemu lagi dengan sahabat lamaku yang sudah lima tahun tidak bertemu.  
Senang rasanya dan tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan sahabat lamaku, padahal kami satu kota, namun anehnya kami baru bisa bertemu lagi di tempat yang jauh dari kota kami. Akhirnya, aku dan sahabatku menghabiskan malam itu dengan bertukar cerita dan melepas rindu.

Aku sangat senang bisa menghabiskan waktu liburanku di kampung karena di sini aku bisa melakukan banyak hal yang mungkin tidak bisa aku lakukan di kota, seperti bersepeda mengelilingi kampung, melihat hamparan padi yang sangat luas, menghirup udara yang masih segar, serta masih banyak ladang tebu dan jagung yang tidak bisa ditemui di kota. Di sini juga masih banyak pohon hijau yang menambah indah pemandangan. Aku bertemu dengan wajah-wajah baru, bertemu dengan sahabat lamaku serta aku juga bisa menambah pengalaman dan pengetahuan akan budaya baru yang belum aku ketahui sebelumnya. 


Baca Selengkapnya

Informasi Tentang Candi Surowono



Candi surowono secara administratif terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Candi ini diperkirakan oleh ahli arkeologi merupakan pendharmaan Bhre Wengker dari masa Majapahit, seperti yang terawat dalam kitab Negarakertagama bahwa Bhre Wengker meninggal pada tahun 1388 di dharmakan di Curabhana. Candi ini diperkirakan didirikan pada tahun 1400 M karena Pendharmaan seorang Raja dilakukan setelah 12 tahun raja itu meninggal setelah dilakukan upacara Srada.
Candi ini berdenah bujur sangkar menghadap ke barat, berukuran 7,8 M x 7,8 M dan tinggi 4,72 M. Bagian pondasinya terbuat dari bata sedalam 30 cm dari permukaan tanah. Secara vertikal arsitekturnya terdiri dari bagian kaki dan tubuh terbuat dari batu andesit, sedangkan atapnya sudah runtuh. Bentuk candi ini tambun, berbeda dengan candi-candi periode Majapahit lainnya yang langsing/ramping.
Pada keempat sudut candi terdapat relief raksasa (gana) duduk jongkok, tangan menyunggi ke atas seakan-akan mendukung Prasawyapatha. Dibagian kaki terdapat relief binatang dan cerita tantri. Relief tersebut berupa lembu dan buaya, burung dengan yuyu, singan dengan (petani), ular dengan binatang berkaki empat, gajah dengan badak, orang dengan kera, kijang dengan burung, serigala, naga, kura-kura, itik dan ikan.
Kemudian di masing-masing sisi terdapat tiga panil relief, sebuah panil besar diapit dua panil kecil. Panil-panil besar dan panil kecil yang berada di sudut barat daya berelief cerita Arjunawiwaha. Penggambaran reliefnya Arjuna diikuti dua punakawan menghadap babi hutan yang terkena anak panah. Tangan kanan Arjuna menunjuk anak panah dan tangan kiri berada di pinggangnya, tangan kiri memegang busur. Panil kecil yang berada di sudut timur laut berelief cerita Bubuksah. Penggambrannya ada dua orang, seorang kurus dan seorang gemuk duduk berhadapan. Panil kecil di sudut tenggara berelief cerita Sri Tanjung. Penggambarannya ada seorang wanita naik ikan (Sri Tanjung), seorang laki-laki duduk, pergelangan kaki kiri diletakkan di paha kanan (Sidapaksa duduk di tepi sungai yang dilalui roh Sri Tanjung).
Pada bagian tubuh terdapat hiasan tonjolan-tonjolan bunga teratai (Padma). Berdasarkan relief ceritanya, Candi Surowono berlatar belakang agama Hindu.





Sumber: Papan informasi sejarah Candi Surowono 
sumber foto: dokumentasi teman
Baca Selengkapnya

Friday, July 6, 2018

Tentang Candi Surowono






Candi Surowono merupakan salah satu candi Hindu peninggalan kerajaan Majapahit. Secara administratif, candi ini terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Terdapat sebuah pos penjaga di sebelah kiri sesudah pintu masuk ketika memasuki area candi. Setiap wisatawan yang ingin mengunjungi candi harus melapor kepada penjaga serta membayar biaya masuk yang jumlahnya berapapun secara sukarela. Saat sudah memasuki area pelataran candi, terdapat papan informasi tentang sejarah Candi Surowono.
Di pelataran candi yang luas terdapat banyak batuan candi yang diletakkan di atas balok-balok beton memanjang. Nampaknya, Candi Surowono belum dalam keadaan sepenuhnya utuh dan bebatuan candi tersebut masih menunggu untuk disusun kembali menjadi candi yang utuh dan indah. Bebatuan candi yang disusun memanjang di pelataran candi sama sekali tidak mengurangi keindahan pemandangan candi karena bebatuan tersebut diletakkan secara teratur dan berjajar di tengah pelataran serta dikelilingi taman yang hijau di samping kanan dan kiri.


Candi Surowono berukuran 7,8 M x 7,8 M dan tinggi 4,72 M, menghadap ke barat. Secara vertikal, arsitekturnya terdiri atas bagian kaki dan tubuh yang terbuat dari batu andesit, sedangkan atapnya sudah runtuh. Candi Surowono merupakan candi yang berukuran kecil dan berbentuk tambun, berbeda dengan candi-candi periode Majapahit lainnya. Meskipun begitu, candi ini memiliki relief yang cantik dan di setiap sudut candi terdapat relief patung raksasa yang dinamakan Gana dalam posisi duduk berjongkok dengan kedua tangan yang seolah-olah sedang menopang bagian atas candi. Kemudian di bagian kaki terdapat relief binatang, sedangkan di bagian tubuh candi terdapat hiasan bunga teratai. Relief-relief tersebut terangkai dengan halus dan mengandung pesan-pesan moral.


Meskipun atap Candi Surowono sudah runtuh, hal itu tidak menghilangkan keindahan candi. Dari badan candi terdapat tangga undakan menuju atap candi, yang merupakan tempat untuk menikmati keindahan seluruh area candi. Dari atap candi, kita dapat melihat pemandangan keseluruhan area candi, dari mulai pelataran candi, taman di depan dan kanan, kiri yang asri, serta pepohonan hijau yang berada di sekitar candi. Berwisata ke Candi Surowo memberikan pengalaman dan pengetahuan baru, oleh karena itu patut untuk dicoba jika memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Kediri, Jawa Timur.



Sumber foto: dokumentasi pribadi dan dokumentasi teman
Baca Selengkapnya