Wednesday, June 30, 2021

Surat untuk Juni

Juni, aku atau kamu atau bahkan kita pasti selalu teringat tentang "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi

Agaknya memang benar adanya bahwa beliau lah sang cenayang

Bahwa Juni selalu disambut dengan rintik yang syahdu

Lalu di akhiri dengan gerimis yang sendu

Aku juga mengiyakan bahwa "tidak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni", bagaimana tidak? Segala rintik rindu itu dirahasiakannya begitu saja kepada pohon berbunga itu.

Agaknya kita pasti pernah berada di posisi itu, ketika rindu begitu menggebu tetapi tak bisa bertemu.

Bukan hanya bertemu, bahkan untuk menyatakan saja sulit.

Maka sekali lagi benar bahwa memang tidak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni, karena segala yang tak terucap itu dibiarkan saja hingga terserap oleh akar pohon berbunga itu.

Atau apakah Juni itu adalah aku? Atau apakah aku adalah hujan bulan Juni?

Entahlah, analogi itu begitu indahnya sampai aku terlupa.


No comments:

Post a Comment