Serangkaian Kode
Agustus, tahun kedua
(Garis waktu- Fiersa Besari)
Taruh
dulu gadgetmu, lalu tatap mataku. Lupakan sejenak tentang jejaring sosial
diantara kau dan aku. Sadarkah bahwa itu semua semu? Sayangku, tak perlu lagi
merajuk. Dunia maya bukanlah tempat yang tepat untuk sepasang kekasih bersibuk.
Untuk
apa memajang foto kita berdua? Cita-citaku ingin fotomu ada di buku nikahku.
Untuk apa mention-mentionan mesra? Selama ada pulsa, aku lebih memilih kita
berkomunikasi di chat box, sms atau telepon. Kita, cukup kita yang tahu. Untuk
apa mengucapkan happy anniversary setiap bulan? Aku ingin menjadi seseorang
yang bersamamu tahunan, bukan bulanan; merayakan bersamamu tahunan, bukan
bulanan. Untuk apa saling menulis nama di bio? Apa belum cukup aku menulis
namamu dalam setiap doaku pada Tuhan? Untuk apa saling memaki saat kita berdua
berselisih pendapat?
Masalah
tidak perlu diumbar. Mereka belum tentu simpatik. Seharusnya pasangan bisa
saling menutupi keburukan satu sama lain, bukan sebaliknya.
Sudahlah
aku dan kamu tak perlu digembar gembor. Yang hening-hening syahdu itu biasanya
langgeng. Bukan yang dipamer-pamer. Pada waktunya, dunia hanya perlu tahu bahwa
kita hebat. Kebahagian tidak membutuhkan penilain orang lain.
Bukankah
hidup ini sebetulnya mudah? Jika rindu, datangi. Jika tidak senang, ungkapkan.
Jika cemburu, tekankan. Jika lapar, makan. Jika salah,
betulkan. Jika suka, nyatakan, jika sayang, tunjukkan. Manusianya yang sering
kali mempersulit segala sesuatu. Ego mencegah seseorang mengucap “aku
membutuhkanmu”.
Bagikan
pandega pramuka, detektif, atau agen rahasia, kita senang sekali membuat kode.
Mungkin evolusi membuat manusia menjadi makhluk super rumit sehingga kita kerap
berkata “engga kenapa-napa” padahal kenapa-napa, menunjukkan senyum padahal
sedang bersedih; menyindir-nyindir, padahal bisa bicara baik-baik dengan orang
yang kita tuju.
Walhasil,
apa daya orang-orang sepertiku yang tidak terlalu “ngeh” dengan kode? Kami
berjuang diberi label “engga peka”.
Coba
sesekali simpan gengsimu itu. Akan luar biasa menyenangkan untuk bisa
mengucapkan apa yang ingin kau ungkapkan. Serius... aku tau rasanya. Taruh dulu
gadgetmu, lalu tatap mataku. Sebuah dialog akan lebih mendewasakan dibandingkan
permainan kode.
Sebuah kebahagiaan tidak perlu dipamerkan kepada dunia
No comments:
Post a Comment