Thursday, February 9, 2017

Surat untuk Februari




Aku tetap tertuju pada titik 250,
Yang kian hari semakin menjauh
Kini, jarakmu sudah diujung galaksi,
Jauh, jauh sekali.
Mengapa juga kita diukur dengan jarak?
Disebabkan karena berbeda dimensi dan bukan entitas yang sama,
Tak akan pernah  bertemu, apalagi bersatu.
Dan terkutuklah dengan rindu yang semakin menggebu!
Dan berlalulah januari bersama dengan rasa yang telah pergi,
Bersama dengan luka-luka yang pernah diberi,
Bersama dengan senja padam yang semakin suram,
Dan enyahlah engkau yang melekat seperti pekat!
Yang dulu bersemi di februari,
Yang kini gugur dan hancur lebur

Nikmati saja semua lukamu,
Nimati semua waktu luangmu, masa mudamu.
berkelanalah ke tempat yang belum kau pijaki,
Pergi ke dunia luas, pergi ke alam bebas.
Sebentar lagi kau kan mengerti tentang makna dari semua yang terjadi,
Sebentar lagi kau kan pahami, sebentar lagi kau akan mengambil pelajaran
Nikmati luka-lukamu, pergi saja!
Hempaskan rasa sakitmu, resapi!
Kau hanya perlu sedikit lebih bersabar, sesuatu terjadi bukan karena kebetulan.

Berjalanlah terus, jangan berhenti! seberat apapun, sepedih apapun, sesakit apapun.
Temukan mozaik kehidupanmu, lalu rangkailah.
Jadilah dirimu sendiri, versi terbaik dari dirimu.
Kamu terhebat, maka hadapilah dunia dan tunjukkan bahwa kamu bisa!


No comments:

Post a Comment