Aku butuh
kamu.
Aku rindu
kamu.
Sebelum
kau memutuskan untuk pergi dariku, kau pernah berkata bahwa kau akan selalu ada
kapanpun aku butuh. Pada kenyataannya kata-katamu itu semu, hanya sebagai penenang kala
hatiku meradang. Mengapa kini kau semakin jauh? mengapa kau mendiamkanku?
mengapa kau dingin padaku? Sebenarnya apa yang salah? apa yang membuatmu
bersikap seperti itu? Begitu banyak pertanyaan yang terlintas di benakku, tanpa kutahu apa jawabnya.
Aku tidak butuh status pacaran, yang aku mau kita tetap
berteman. Aku ingin kau menjadi sahabatku, namun mengapa rasanya kau malah
menghindariku. Aku pernah menjelaskan padamu bahwa aku trauma pada suatu
hubungan, dan kau meyakinkanku bahwa kau akan menggantikan dia di hatiku, ah
aku tak peduli yang jelas aku takut kehilangan dan aku benci perpisahan. Namun
mengapa kau malah melakukan hal yang sama? membuatku teringat lagi dan merasakan
rasa yang perih di hati. Apa kau tidak mengerti aku sakit sekali. Biar
bagaimanapun aku tetap menghormati semua keputusanmu dan karena aku tau alasan
mengapa kau melakukan itu, tetapi mengapa kau menjadi bersikap dingin padaku,
tidak bisakah kau biasa saja, tidak bisa kah kau menjadi temanku? Apa aku
semenyedihkan itu?
Jaga dirimu, jaga hatimu. aku pun begitu.