Depok, 19
Desember 2016
Dear,
Apa
kabar? Semoga kamu disana baik-baik saja dan selalu dalam lindungan Allah, begitu
pula keluargamu; ibumu, ayahmu dan kakak-kakakmu. Aku masih mendoakanmu, semua
yang terbaik untukmu.
Aku ingin mengatakan banyak hal padamu, aku ingin menceritakannya disini, aku
berharap semoga kamu masih mau membaca suratku ini, aku hanya ingin mengatakan
semua ini, aku ingin jujur padamu tentang semua yang ku rasakan selama ini
hingga detik ini.
Kau tau
hari ini adalah hari ke-300 semenjak kita bersama, arrrgh aku masih
belum bisa melupakanmu, aku masih saja memikirkanmu, mengingat semua tentangmu,
lebih dari itu aku sangat merindukanmu. Hari ke-300, meskipun kau telah
memutuskan pergi dariku, tetapi aku masih menghitungnya entah sampai kapan, ini
belum bisa ku hentikan. Dan aku menyadari satu hal, kebersamaan denganmu terasa
sangat singkat.
Dan kau
tau? Satu hal yang TIDAK PERNAH ku bayangkan adalah tidak lagi menjalani
hari-hariku bersamamu. Tidak lagi menjadikanmu seseorang tempatku berbagi
segala cerita dan keluh kesah. Tidak lagi menjadikanmu orang yang ku cari saat
ku terbangun sebab mimpi buruk dipagi buta. Aku benar-benar tidak tahu harus
membayangkan seperti apa jadinya nanti ketika tiba-tiba kamu memutuskan untuk
pergi dariku, menyerah atas hubungan yang sudah kita jalani, meninggalkanku dan
menyisahkanku sendiri dan memberi luka dihati. Ini sangat berat bagiku, sebab
segala hal yang ku jalani selama ini sudah menjadi kebiasaan denganmu, kamu
adalah segala sesuatu yang sudah menjadi kebiasaanku. Oleh karena itu ketika
tiba-tiba saja kau memutuskanku, aku belum bisa menerima dan menangis seketika,
tetapi aku harus menghormati keputusanmu dan menghargai perasaanmu serta hakmu.
Aku bukan
tidak bisa hidup tanpamu, ketika kau tidak lagi bersamaku, mau tidak mau
kehidupanku harus tetap berjalan juga. Namun, apakah menyembuhkan hati yang
terempas karang tajam semudah senja berganti malam? Jawabannya tentu saja
tidak, bagiku tidak semudah itu.
Maafkan
segala sifatku yang membuatmu terganggu, segala keegoisanku, segala kebawelanku
padamu yang tanpa henti merecokimu, mengganggu hari-hari tenangmu, aku yang
kekanakan dan manja padamu, dan aku yang arrrrgggh terkutuklah teripang ajaib
karena aku pencemburu, aku yang cemburuan meski beribu kali aku jelaskan
mengapa aku cemburu mungkin saja kau akan muak mendengar segala penjelasan dan
pembelaanku, aku harusnya sadar diri bahwa aku bukan sesiapa buatmu, aku
hanyalah gadis biasa, namun yang harus kau tau selama aku denganmu tak ada niat
untuk menyakitimu, aku hanya tidak bisa memahami bagaimana menunjukkan maksudku
padamu, selama ini aku hanya ingin menunjukkan padamu bahwa aku menyanyangimu
dan tak ingin kehilanganmu.
Terima kasih untuk hari-hari penuh warna dan penuh makna selama aku bersamamu,
terima kasih untuk hadir dalam hidupku lagi setelah dua tahun kita terpisah,
kau adalah jawaban dari do’a yang pernah ku panjatkan, terima kasih telah
menjadi perantara Allah untuk menguji hati ini, terima kasih telah mengajarkan
arti ketulusan dan kesetiaan, terima kasih telah mengajarkan arti menunggu,
terima kasih telah menghiasi hari-hariku dengan tawa candamu, terima kasih
telah mengajarkan indahnya jatuh cinta sekaligus memberikan patah hati yang
terhebat untuk pertama kalinya dihidupku. Kan ku kenang saat-saat itu, saat
dimana aku dan kamu menjadi kita, saat dimana untuk pertama kalinya kita
bertemu setelah dua tahun terpisah, saat dimana kita menghabiskan waktu
berjam-jam hanya untuk call-an, saat dimana kita menghabiskan waktu berdua ke
tempat-tempat yang belum kita kunjungi, saat dimana kita saling mengirim surat
hahaha aku tidak akan pernah melupakan itu semua, saat menyadari dengan
malu-malu bahwa aku mencintaimu bahwa rasa cinta sejak dua tahun yang lalu
telah aku simpan rapat-rapat dan kemudian bisa tersampaikan kepadamu setelah
dua tahun kita berpisah, kau harus tau dua tahun lalu hanya aku dan Allah yang
tau betapa aku sedang merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya dan betapa bahagianya
pada saat aku bisa bertemu lagi denganmu, namun sayang mungkin saja cinta kita
hadir bukan dalam waktu yang tepat.
Yang
dapat ku ambil pelajaran dari hubungan kita yaitu segala sesuatu butuh proses,
mengenalmu mengenal satu sama lain butuh proses panjang kemudian memutuskan
untuk saling jatuh cinta butuh proses, dan untuk mempercayai satu sama lain
butuh proses panjang, ckckc jatuh cinta itu tidak mudah ya. Akhirnya yang
menjadi pertanyaan terbesarku adalah mengapa ada orang yang dengan mudah menemukan
pengganti mantan pacarnya dengan sangat cepat, tanpa tahu bahwa ada wanita yang
diputuskan olehnya yang masih dalam kondisi belum bisa menerima dan juga masih
merasakan kesedihan karena tiba-tiba saja dia memilih untuk putus, benar-benar
tidak mudah. Mungkin bagimu karena kita sudah tidak ada hubungan special maka
kamu bebas melakukan banyak hal tanpa memperdulikan betapa hancurnya
perasaanku. Karena sekali lagi bagiku menerima seseorang untuk menjadi bagian
dari hidup kita adalah pekerjaan yang tidak mudah, butuh proses, butuh
keyakinan, butuh keberanian. Tapi ada yang lebih berat lagi yaitu melepaskan
seseorang yang selama ini menjadi bagian hidup kita.
Aku sadar pada akhirnya jarak yang membentang sejauh 250 kilometer dan ruang
yang memisahkan kita pada akhirnya kau akan menyerah, pada akhirnya kau tak
sanggup menahan susahnya menjalani hubungan jarak jauh yang kita lakukan selama
ini. Aku tidak akan pernah menyalahkan siapapun, aku tidak akan pernah membenci
siapapun, aku tidak akan pernah membalas dendam pada siapapun, aku tidak akan
pernah menjadi manusia sejahat itu, aku akan tetap menjadi aku. Aku menyadari
satu hal yaitu suatu hari orang yang perhatian dari jarak sejauh ratusan
kilometer, bakalan kalah sama orang yang selalu ada karena jaraknya dekat
denganmu, dan aku tidak menyukai fakta tersebut.
Dan
jujur saja aku tidak suka segala sesuatu yang selama ini aku lakukan ke kamu
seperti menguap begitu saja, tak bermakna, semua perhatianku, semua
pengorbananku, semua penantianku, kesetiaanku, kepercayaanku, semua terbang
entah kemana karena kamu tak menganggapku dan seolah dengan mudahnya kamu
melupakanku. Dan, aku menyadari diri kita tak sama seperti dulu, namun aku
masih tetap pada pendirianku, mencintaimu dengan tulus, maaf.
Jika aku
boleh jujur, aku sangat cemburu pada mereka yang dekat denganmu, yang dapat
menemuimu tanpa terhalang jarak dan waktu, yang selalu bisa merasakan canda
tawa dan senyummu, setiap waktu, yang setiap hari melintas dalam memorimu, berinteraksi
secara langsung, aku mencemburuinya, namun yang ku tahu kamu tidak menyukai
sifat aku yang pencemburu meski cemburu dalam hal yang wajar, maaf Karena aku
merasakan kebersamaan kita begitu cepat berlalu, sedangkan selama ini aku
selalu menunggu hari dimana akhirnya aku bisa bertemu, suatu hari dipenghujung
bulan desember yang harapanku bisa bertemu denganmu.
Katamu kau akan menunggu
pada jarak 250 kilometer, katanya kau akan menungguku di stasiun kereta, lalu
mengajakku ke suatu tempat dimana tempat itu merupakan tempat yang sangat
berarti dalam hidupmu. Betapa aku sangat menanti hari itu, hari ketika
akhirnya aku pulang ke kotamu, hari dimana semua penantian dan kesabaranku
dalam menunggu akhirnya terbayarkan, hari dimana akhirnya aku bisa melampiaskan
segala rindu dihatiku, hari dimana akhirnya aku bisa menatap wajahmu secara
langsung, satu hari yang ku nantikan dari bulan agustus hingga detik ini, hari
ini adalah penghujung desember itu artinya sebentar lagi aku pulang, namun yang
membuatku sedih adalah tidak ada kamu yang menungguku lagi, jadi buat apa aku
pulang kalau segala penantian dan kesabaranku akhirnya tak terbayarkan, jadi
selama ini aku seperti menunggu ketiadaan, ini adalah kondisi absurd dimana
menunggu adalah kesia-siaaan, namun aku masih saja berharap ini hanya mimpi
buruk :’(
Apakah
kamu ingat saat kita berjanji untuk saling membahagiakan? Katamu setiap
perasaan yang tumbuh adalah sebuah alasan, alasan bahwa hati patut untuk
dipertahankan. Namun, cinta saja belum cukup menyatukan mimpi yang berbeda
diantara kita dan menepati janji ternyata tak semudah mengucapkannya.
Apakah
kamu juga tau bahwa kenangan bersamamu selalu muncul tiba-tiba? Tak ada satu
perasaan pun yang mampu ku sembunyikan ketika mengingatmu. Namun, aku sadar
bahwa harapan-harapan yang dulu sempat memudar, harus ku bangun lagi dan ku
mulai. Apakah salah jika aku terlalu mencintaimu? Karena cinta bukan tentang
bagaimana rasa itu jatuh, melainkan bagaimana ia tetap bisa hidup dihati yang
teramat sangat rapuh.
Dan, aku
ingin mengatakan padamu, sebenarnya tadi malam aku menelefonmu ingin mengatakan
ini tetapi aku menelfon pada waktu yang tidak tepat. Jadi sebenarnya begini,
sehari sebelum kamu memutuskanku, aku sempat membelikanmu sesuatu sebagai
hadiah yang ku rencanakan ingin ku beri padamu saat kita bertemu, saat nanti
kamu menjemputku, namun aku tidak pernah membayangkan kalau ternyata secepat
itu setelah aku merencanakan itu kamu memutuskanku. Selama ini aku menyimpan
tentang itu, surprise kecilku untukmu, tapi semakin aku menyembunyikan semakin
tak tenang aku terus memikirkan ini. Dan, aku ingin bertemu kamu, mungkin
untuk yang terakhir kalinya, namun jika kamu memang tak mau bertemu denganku
tak apa-apa, walaupun aku terluka tetapi aku akan menghargaimu.
Dan, aku
sangat merindukanmu, rindu sosokmu, mata sendumu, suaramu, canda tawamu, arrrgh
mengapa susah sekali? mengapa senja membawamu pergi diujung musim panas bulan
agustus lalu? Mengapa senja itu pada tanggal 7 agustus saat kau mengantarku di
stasiun menjadi pertemuan terakhir kita? Mengapa aku masih belum bisa
mempercayainya? Jujur saja, aku tidak suka mengapa pertemuan terakhir kita
seperti itu, aku ingin bertemu denganmu karena bagiku ini teramat sangat rumit,
aku belum bisa memahami segala sesuatu yang terjadi diantara kita, ini terasa
membingungkan, berikanku sebuah penjelasan, aku sulit mencerna semua keadaan
ini, aku bingung sendiri. Aku ingin bertemu.
Kau tau?
Malam dan kenangan sering kali membuat rindu yang tidak seharusnya ku ulang,
pulang, mengiris tajam di dadaku. Semoga kamu mengerti bahwa pertemuan yang
dibangun dengan kisah-kisah yang kuat akan menjadikan perpisahan terasa berat.
Segala sesuatu yang aku rasakan akan ku simpan semuanya dengan rapih, aku akan
selalu menyimpannya di hatiku. Mencintai dan tetap memilih bertahan pada
perasaan yang terasa sejak awal memang sudah menjadi pilihan hidupku, semoga kamu mengerti.
Pada
malam yang dingin dipenghujung desember,
Afifah
Fay