Rinai hujan di November datang dan pergi setiap hari,
Langit
hampir selalu kelabu, seketika menjadi sendu.
Segala
hal dan bau hujan di hari yang panjang mengantarkan pada memori nan jauh di
masa lalu,
Rasanya
baru kemarin teriknya mentari menghampiri hari-hari yang dijalani,
Tetapi
masa lalu menjauh, kau pun begitu.
Datang
dan pergi seperti musim di dua belas bulan yang silih berganti.
Seperti
suasana hati, pun berubah secepat kilat.
Kadang
bahagia, ceria, menangis, bersemangat lagi, jatuh, bangkit lagi, terus berputar
lagi.
Begitu
juga ketakutan, pun kerap kali menghantui, pada hal-hal yang juga belum pasti,
pada hari depan, bahkan saat ini.
Lalu
terlintas dalam pikiran, memori itu sudah jauh sekali,
Ah
aku rindu, pada hari dulu, pada masa lalu, di situ.
Lalu
berkelibat lagi, hal-hal absurd yang adalah gambaran dari segala suasana hati.
Akankan
kita bisa bertemu lagi, pada hari depan di tempat yang diinginkan.
Pada
tekanan yang tak tertahankan, ingin kulampiaskan.
Pada
suara-suara yang lagi memantul ke arah diri sendiri.
Oh
wahai hati, wahai diri, tenanglah sekali lagi.
Segalanya
berawal dari pikiran, kendalikanlah, pada hal-hal yang positif, pada hal-hal yang
menyenangkan.
Tenanglah
wahai diri, tenangkanlah hati wahai kawan, karena kupercaya kita akan menang.
Di
hari jauh di masa depan, kita akan tersenyum bangga atas segala hal yang kita
lalui, atas segala hal yang kita perjuangkan.
Kupercaya,
maka bersemangatlah! Kita akan menang!