Apa
yang dimaksud dengan maaf? Dalam bahasa Indonesia, bila kita ingin mengutarakan
penyesalan atau meminta pengampunan kepada orang lain, maka hanya satu kata
yang diucapkan, yaitu ‘maaf’ apapun kondisinya. Lain halnya dengan bahasa
Inggris, paling tidak ada tiga kata yang sering digunakan, yaitu sorry yang digunakan bila mengutarakan
rasa simpati dan penyesalan karena sudah berbuat kesalahan, pardon me dan excuse me, bila kita ingin meminta pengulangan misalnya karena
kurang jelas, mengganggu seseorang, atau berbuat salah yang tidak disengaja.
Lalu
bagaimana halnya dengan bahasa Jepang? Kata-kata maaf yang diucapkan orang
Jepang selalu menunjukkan suatu konteks yang sangat mendalam maknanya karena
dijadikan suatu cara untuk mengekspresikan berbagai perasaan dan kondisi hati
bila seseorang itu memiliki rasa penyesalan. Ungkapan permintaan maaf ini dalam
penggunaannya akan berbeda sesuai dengan perasaan, kondisi dan kepada siapa
untuk membedakan nilai rasa dan kedalaman rasa penyesalan itu. Kita mungkin
tidak memperhatikan persoalan seperti itu karena dalam konteks bahasa Indonesia
kata ‘maaf’ tidak memiliki nilai rasa yang berbeda dalam situasi apapun.
Dalam
bahasa Jepang sedikitnya ada enam cara untuk menyatakan permintaan maaf yang
tentunya disesuaikan dengan kondisinya.
1. ごめんなさい
Gomennasai
Gomen
arti yang sebenarnya adalah mengijinkan, melepaskan, menghentikan. Sedangkan nasai
adalah kata yang menyatakan permintaan, dalam bahasa Inggris seperti please. Maka bila dilihat secara
etimologis, kata ini berarti ‘tolong lepaskanlah, tolong ijinkanlah, tolong
hentikanlah’. Apa yang dimaksud dengan permintaan itu semua, maksudnya adalah
bahwa seseorang yang meminta maaf itu sebenarnya ingin mengemukakan, bila itu
suatu kesalahan dan membuat seseorang marah, maka tolong lepaskanlah kemarahan
itu, atau bila kesalahan itu membuat sedih, maka tolong lepaskanlah kesedihan
itu, tolong hentikanlah kesedihan itu, dan seterusnya, ini adalah salah satu
cara orang Jepang untuk mengungkapkan perasaan menyesal karena bersalah.
Dalam
pengungkapannya, gomennasai sering digunakan untuk meminta maaf karena merasa
menyesal telah berbuat suatu kesalahan baik yang disengaja ataupun yang tidak
disengaja.
2. ごめん
ください Gomen kudasai
Kata
ini sama dengan gomennasai, bedanya
kudasai berarti meminta. Ungkapan ini lebih sopan dari pada gomennasai. Rasa yang
ditimbulkan dari ungkapan ini adalah lebih pada maksud akan mengganggu
seseorang untuk bertemu atau melakukan sesuatu bersama, tentunya dengan cara
yang sopan. Selain itu bisa juga digunakan pada saat kita berkunjung ke rumah
orang lain, seperti kata ‘permisi’, ‘spada’, atau ‘assalammu’alaikum’.
3. すみません
Sumimasen
Sumimasen
berasal dari bentuk positif kata kerja sumu
artinya ‘selesai’, sedangkan sumimasen adalah
bentuk negatifnya, maka dapat diartikan menjadi ‘tidak selesai’. Lalu apa
kaitannya dengan ungkapan rasa maaf itu sendiri. Sesungguhnya orang Jepang
ingin mengatakan apa yang dilakukannya terus-menerus membuat orang terganggu
dan tidak selesai-selesai juga, makanya mengatakan ‘tidak selesai’. Sehingga ungkapan
ini sering digunakan untuk meminta maaf karena mengganggu, membuat lawan bicara
tidak nyaman. Nuansa makna yang terkandung menekankan suatu ungkapan permohonan
maaf dengan rasa hormat. Misalnya seorang siswa yang ingin ke belakang ketika
belajar di kelas dan meminta maaf, atau seseorang yang ingin mengganggu untuk
menanyakan alamat, atau meminta maaf karena mau lewat dan sebagainya.
4. しっれいします
Shisurei simasu
Arti
yang sebenarnya dari kata ini adalah ‘melakukan hal yang tidak sopan’, ‘berbuat
tidak sopan’. Maksudnya adalah ‘maaf kalau saya tidak sopan tapi bagaimanapun
saya akan mengganggu anda’, ‘maaf atas ketidaksopanan saya’. Ungkapan ini
diguankan untuk menyatakan maaf karena sesuatu yang ditakutkan telah berbuat
tidak sopan atau tidak berkenan dihati lawan bicara. Misalnya pada saat kita
masuk atau meninggalkan kelas sehingga diibaratkan dapat mengganggu jalannya
proses belajar mengajar.
5. おそれ
いります Osore irimasu
Arti
yang sebenarnya dari kata ini adalah ‘saya merasa takut’., ‘ditakutkan kalau’. Ungkapan
ini mengandung nuansa untuk menyatakan perasaan hormat terhadap lawan bicara
dan pembicara merasa khawatir kalau-kalau lawan bicara memiliki rasa yang
berlebihan atas perlakuan pembicara itu. Misalnya kita ingin meminta lawan
bicara melakukan sesuatu dengan rasa hormat.
れい
: おそれいりますが、こちらにおなまえをおねがいいたします
(maaf,
tolong namanya disini)
6. もうしわけございません
Moushi wake gozaimasen
Moushi
artinya ‘mengatakan’, wake artinya ‘alasan’,
dan gozaimasen artinya tidak ada’,
maka bila diterjemahkan secara harfiah berarti ‘tidak ada alasan untuk
mengatakan’. Apa kaitannya dengan permintaan maaf? Orang Jepang mengatakan
ungkapan seperti ini bukan karena mempunyai salah, tetapi lebih karena rasa
takut karena tidak mampu memenuhi keinginan lawan bicara, sehingga ia meminta
maaf. Misalnya seorang menelepon dan diterima oleh orang lain, kemudian setelah
beberapa saat orang yang menerima telefon mengatakan bahwa orang yang dituju
sedang tidak ada ditempat.
Namun
dalam konteks apabila kata maaf ini sebagai kata benda, maka yang digunakan
adalah kata yurushi. Berarti kalau
meminta maaf, meminta ampunan, yurushi o kou. Jadi misalkan kita meminta maaf
seperti kalimat berikut.
Yurushite
kudasai (maafkan/ampuni kesalahan saya)
Ekspresi
permohonan maaf yang beragam seperti ini menunjukkan bahwa bangsa Jepang
memiliki nilai-nilai yang cukup kompleks untuk dipahami oleh bangsa diluar
Jepang dalam hal mengungkapkan rasa penyesalan. Bagi orang Jepang sendiri hal
semacam ini bukanlah suatu masalah karena memiliki sama rasa. Bagaimanapun dari
sini kita bisa belajar bahwa bangsa Jepang sangat memerhatikan keadaan suatu
kejadian dalam menentukan suatu tindakan, begitu pula saat meminta maaf.
Source
: Buku Bahasa Jepang kelas X
Google Image